Untuk mengenang jasa para pendatang asal Kabupaten Kerinci, Jambi yang membuka daerah Kampung Kerinci di pinggiran Kuala Lumpur, beberapa tokoh masyarakat kampung Kerinci di Malaysia berinisiatif membuat galeri yang menceritakan kedatangan orang-orang Kerinci di Malaysia.
�Ide awalnya datang dari Datuk Abdul Latif bin Abu Bakar, Ketua Komite Sekolah di Sekolah Menengah Negeri Seri Pantai, Kampung Kerinci, tempat galeri itu nanti didirikan� ujar Ketua Bagian Pelayanan Departemen Museum Malaysia, Moh. Noorzairi Salleh kepada Tempo, Jum�at (15/4/2011).
Sebelum memberi penjelasan, Noorzairi menyatakan, memang sempat terjadi salah pengertian antara pihak sekolah dengan pejabat dari Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Indonesia, tentang konsep galeri tersebut. Konsep pihak sekolah, kata Noorzair, galeri ini akan menceritakan tentang kedatangan orang-orang Kerinci ke Malaysia hingga membuka kampung Kerinci di pinggiran Kuala Lumpur.
�Namun, pihak Kabupaten Kerinci mengira Malaysia akan membuat museum tentang sejarah Kerinci secara keseluruhan� jelasnya.
Secara garis besar, kata Noorzair, ada tiga hal yang diangkat dalam galeri tersebut nantinya. Yakni, tentang Sejarah Kuala Lumpur, Sejarah Sekolah Menengah Seri Pantai Kampung Kerinci dan sejarah kedatangan orang-orang Kerinci di Malaysia.
Selain poster dan foto, galeri ini juga direncanakan dilengkapi hasil kerajinan tangan dan baju adat Kerinci yang didatangkan dari Kabupaten Kerinci, Jambi.
Dengan pembangunan galeri Kerinci di Sekolah Menengah Seri Pantai, Kampung Kerinci, kata Noorzairi, diharapkan para siswa di sekolah tersebut mengetahui sejarah kampung Kerinci yang dibuka pertama kali oleh H. Abdullah bin Ahmad yang berasal dari Kerinci, Jambi. Galeri Kerinci ini rencananya akan diresmikan oleh pemerintah Malaysia pada Minggu, 17 April ini.
Dewan Kesenian Jambi akan menginventarisir dan mengkroscek berbagai benda bersejarah ke Kerinci.
"Kami akan turun ke Kerinci mendapatkan informasi tersebut apakah sudah ada benda bersejarah dikirimkan ke Malaysia," kata Ketua Umum Dewan Kesenian Jambi Aswan Zahari di Jambi, Jum'at.
DKJ khawatir jika benda-benda budaya Kerinci sudah ada yang dikirim ke Malaysia, namun dari informasi sementara dari pemerintah Kerinci baru dalam bentuk kerajinan dikirimkan ke Malaysia.
"Kejadian sebelumnya beberapa karya seni, naskah, dokumen budaya Jambi yang berada di malaysia seperti Cerita Negeri Jambi, Cherita Sebab Jatoh Kuasa Sultan Jambi, Hal Dalam Negeri Jambi, Hikayat Negeri Jambi dan sebagainya.
Selain pengiriman benda, naskah, dokumen ke museum tersebut nantinya dalam jangka panjang akan membuat Jambi kesulitan untuk mengaksesnya akibat adanya prosedur bilateral.
"Pelajaran dari sebelumnya selain kesulitan mengakses, juga akan diterbitkan oleh mereka dan diklaim," katanya.
Kerinci dikenal memiliki budaya tertua di Jambi, serta memiliki kekayaan peninggalan bersejarah cukup lengkap.
Kerinci memiliki naskah melayu tertua berupa Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah, membuktikan bahwa peradaban setempat memiliki aksara dan sistem hukum sendiri setidaknya mulai abad XIV.
Aswan mencontohkan, Malaysia pernah menerbitkan naskah kuno Provinsi Kepri berjudul Tufat Al-Nafis karya almarhum Raja Ali Haji.
sumber
.
�Ide awalnya datang dari Datuk Abdul Latif bin Abu Bakar, Ketua Komite Sekolah di Sekolah Menengah Negeri Seri Pantai, Kampung Kerinci, tempat galeri itu nanti didirikan� ujar Ketua Bagian Pelayanan Departemen Museum Malaysia, Moh. Noorzairi Salleh kepada Tempo, Jum�at (15/4/2011).
Sebelum memberi penjelasan, Noorzairi menyatakan, memang sempat terjadi salah pengertian antara pihak sekolah dengan pejabat dari Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Indonesia, tentang konsep galeri tersebut. Konsep pihak sekolah, kata Noorzair, galeri ini akan menceritakan tentang kedatangan orang-orang Kerinci ke Malaysia hingga membuka kampung Kerinci di pinggiran Kuala Lumpur.
�Namun, pihak Kabupaten Kerinci mengira Malaysia akan membuat museum tentang sejarah Kerinci secara keseluruhan� jelasnya.
Secara garis besar, kata Noorzair, ada tiga hal yang diangkat dalam galeri tersebut nantinya. Yakni, tentang Sejarah Kuala Lumpur, Sejarah Sekolah Menengah Seri Pantai Kampung Kerinci dan sejarah kedatangan orang-orang Kerinci di Malaysia.
Selain poster dan foto, galeri ini juga direncanakan dilengkapi hasil kerajinan tangan dan baju adat Kerinci yang didatangkan dari Kabupaten Kerinci, Jambi.
Dengan pembangunan galeri Kerinci di Sekolah Menengah Seri Pantai, Kampung Kerinci, kata Noorzairi, diharapkan para siswa di sekolah tersebut mengetahui sejarah kampung Kerinci yang dibuka pertama kali oleh H. Abdullah bin Ahmad yang berasal dari Kerinci, Jambi. Galeri Kerinci ini rencananya akan diresmikan oleh pemerintah Malaysia pada Minggu, 17 April ini.
Dewan Kesenian Jambi akan menginventarisir dan mengkroscek berbagai benda bersejarah ke Kerinci.
"Kami akan turun ke Kerinci mendapatkan informasi tersebut apakah sudah ada benda bersejarah dikirimkan ke Malaysia," kata Ketua Umum Dewan Kesenian Jambi Aswan Zahari di Jambi, Jum'at.
DKJ khawatir jika benda-benda budaya Kerinci sudah ada yang dikirim ke Malaysia, namun dari informasi sementara dari pemerintah Kerinci baru dalam bentuk kerajinan dikirimkan ke Malaysia.
"Kejadian sebelumnya beberapa karya seni, naskah, dokumen budaya Jambi yang berada di malaysia seperti Cerita Negeri Jambi, Cherita Sebab Jatoh Kuasa Sultan Jambi, Hal Dalam Negeri Jambi, Hikayat Negeri Jambi dan sebagainya.
Selain pengiriman benda, naskah, dokumen ke museum tersebut nantinya dalam jangka panjang akan membuat Jambi kesulitan untuk mengaksesnya akibat adanya prosedur bilateral.
"Pelajaran dari sebelumnya selain kesulitan mengakses, juga akan diterbitkan oleh mereka dan diklaim," katanya.
Kerinci dikenal memiliki budaya tertua di Jambi, serta memiliki kekayaan peninggalan bersejarah cukup lengkap.
Kerinci memiliki naskah melayu tertua berupa Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah, membuktikan bahwa peradaban setempat memiliki aksara dan sistem hukum sendiri setidaknya mulai abad XIV.
Aswan mencontohkan, Malaysia pernah menerbitkan naskah kuno Provinsi Kepri berjudul Tufat Al-Nafis karya almarhum Raja Ali Haji.
sumber
0 komentar:
Post a Comment