Sebagian warga Sulawesi Utara (Sulut) gempar. Betapa tidak, banyak warga yang mengaku melihat hantu. Mereka menyebutkan terdapat 11 hantu tanpa kepala yang sedang melakukan aksi balas dendam. Hantu itu bernama pok pok.
Kemunculan pok pok di kompleks  Titiwungen membuat perasaan warga yang tinggal di daerah itu menjadi  tidak tenang. Situasi tersebut membuat beberapa pemuda Titiwungen harus  berjaga-jaga tiap malam. Mereka membuat beberapa kelompok agar tidak  kecolongan, waspada jika nantinya hantu jadi-jadian ini datang lagi.
Situasi  dua hari terakhir ini  memang tidak seramai sebelumnya. Gang sudah tidak  dipenuhi warga untuk  melihat sosok pok pok ini. Namun, tetap saja  beberapa orang yang  mendengar cerita tentang pok pok dari luar kompleks sempat bertanya  tentang keberadaan makhluk ini.
Regy Titiahy, seorang bapak yang   mempunyai bayi berumur 3 tahun, menuturkan, ia harus siaga 1 x 24 jam   untuk menjamin agar keberadaan putri semata wayangnya tidak diganggu  pok  pok. Maklum saja, makhluk ini memang terkenal suka menyantap bayi.
"Saya  juga kemarin ikut  kelompok untuk berjaga-jaga melakukan antisipasi  serangan pok pok. Kami  akan melakukan hal ini sampai benar-benar merasa  aman," tuturnya.
Sementara itu, Daniel (17) yang   menjadi saksi perkelahian antara pok pok dan tonaas menceritakan, suara   teriakan makhluk tersebut bak klakson mobil tronton. "Pertama ia   berkelahi dengan tonaas di lapangan kosong, kemudian mereka saling  berkejaran sampai ke kuburan Kuhun yang ada pohon besarnya," ucap remaja  tanggung itu.
Menurutnya, pok pok yang  berkelahi dengan seorang tonaas berjumlah 11 makhluk. "Saya lihat dengan  mata telanjang." Tonaas yang dipanggil warga antara lain berasal dari  Watu Pinabetengan dan Ratahan. Mereka terkenal memiliki ilmu kuat.
Akhirnya ada pok pok yang  kalah  bertarung dan hatinya dimakan tonaas setelah jantungnya ditusuk  pisau.  Kedatangan kelompok pok pok ini adalah imbas dari kematian pok  pok  wanita atau melakukan aksi balas dendam.
.



0 komentar:
Post a Comment