Malang - Status Gunung Semeru, di Lumajang, Jawa Timur, masih dinyatakan waspada. Meski begitu, warga yang tinggal di kaki gunung tertinggi di Pulau Jawa ini harus waspada dengan lahar dingin apabila terjadi hujan deras di puncak Mahameru.
Selain lahar dingin, dari puncak Mahameru juga sempat terjadi guguran lava pijar sebanyak 12 kali, dengan jarak luncur kurang 100 sampai dengan 600 meter dari pusat guguran.
"Masyarakat yang bermukim di bantaran sungai dan beraktifitas di sekitar Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Kobokan, dan Besuk Sat, harap berhati-hati. Karena bahaya lahar dingin bisa terjadi saat hujan turun," kata Kepala Data Evaluasi, Pelaporan dan Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Nova Elina, saat ditemui di kantornya, di Jalan Raden Intan, Malang, Jumat (29/10/2010).
Selain lahar dingin, dari puncak Mahameru juga sempat terjadi guguran lava pijar sebanyak 12 kali, dengan jarak luncur kurang 100 sampai dengan 600 meter dari pusat guguran.
"Masyarakat yang bermukim di bantaran sungai dan beraktifitas di sekitar Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Kobokan, dan Besuk Sat, harap berhati-hati. Karena bahaya lahar dingin bisa terjadi saat hujan turun," kata Kepala Data Evaluasi, Pelaporan dan Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Nova Elina, saat ditemui di kantornya, di Jalan Raden Intan, Malang, Jumat (29/10/2010).
Menurut Nova, bahaya lahar dingin disebabkan oleh banyaknya endapaan material vulkanik lepas hasil letusan terdahulu yang ada di sekitar kawah, serta endapan guguran lava di hulu Besuk Bang dan Besuk Kembar.Endapan material ini sangat berpotensi menjadi lahar jika terguyur hujan.
Selain itu, lanjut Nova, bahaya primer dari Gunung Semeru berupa awan panas sangat berbahaya dan sewaktu-waktu bisa terjadi. "Awan panas bisa terjadi sewaktu-waktu," lanjutnya.
Sementara itu, dari pengamatan visual, menunjukkan tidak adanya aktivitas berbahaya dari gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
Hembusan asap atau abu selama sebulan ini tercatat 40 kali dengan tekanan gas sedang, dengan tinggi asap atau abu sekitar 100 sampai 400 meter. Sedangkan, gempa tektonik lokal terekam sampai 9 kali, sementara gempa tremor harmonik sebanyak 722 kali.
"Dengan kecondongan ke barat dan utara. Sedangkan suara letusan hanya satu kali terdengar," beber Nova.
Nova Menambahkan, aktivitas yang terjadi pada Gunung Merapi saat ini tidak berpengaruh terhadap Gunung Semeru. Dilihat dari kondisi suhu udara masin normal tercatat minimun 23 celcius dan maksimal 26 celcius.
"Masih belum ada tanda efek dari Gunung Merapi terhadap Gunung Semeru," tegasnya.
Sementara, fenomena lain juga terjadi di kawah aktif Jonggring Seloko dengan munculnya kubah lava baru dengan tinggi 500 meter. Adanya kubah lava ini berpontensi terjadinya semburan pijar, apabila terjadi letusan yang agak besar.
"Lidah lava terus teramati pertumbuhannya, pada bulan ini mempunyai panjang kurang lebih 500 meter," pungkas Nova.
sumber http://anasarema.blogspot.com/2010/10/gunung-semeru-berstatus-waspada.html
.
0 komentar:
Post a Comment