Teknik Dasar Fotografi

ALT/TEXT GAMBAR







http://3.bp.blogspot.com/_z0G5NXqSeQo/TSIDFlUjh6I/AAAAAAAAACU/kVNgyQiIi3U/s300/hukum-fotografi.jpg

Hai sobat,....

Kali ini kita mencoba untuk membuat sesuatu yang baru
dalam hal yang penting untuk diketahui tentunya. Mudah-mudahan setiap
hari Minggu kita akan menerbitkan artikel-artikel khusus, yakni
mengumpulkan hal-hal seputar hobi. Tapi jangan kuatir, artikel lain
yang tak kalah menariknya juga tetap akan dihadirkan ke layar monitor
sobat semua.



Untuk kali ini kita mencoba menambah wawasan sobat
dengan segala hal yang berhubungan dengan fotografi. Yuk, disimak
artikelnya biar makin banyak tahu, karena kamu di TahukahKamu.com



Teknik-teknik
dasar pemotretan adalah suatu hal yang harus dikuasai agar dapat
menghasilkan foto yang baik. Kriteria foto yang baik sebenarnya
berbeda-beda bagi setiap orang, namun ada sebuah kesamaan pendapat yang
dapat dijadikan acuan. Foto yang baik memiliki ketajaman gambar (fokus)
dan pencahayaan (eksposure) yang tepat.



A. FOKUS

Focusing
ialah kegiatan mengatur ketajaman objek foto, dilakukan dengan memutar
ring fokus pada lensa sehingga terlihat pada jendela bidik objek yang
semula kurang jelas menjadi jelas (fokus). Foto dikatakan fokus bila
objek terlihat tajam/jelas dan memiliki garis-garis yang tegas (tidak
kabur). Pada ring fokus, terdapat angka-angka yang menunjukkan jarak
(dalam meter atau feet) objek dengan lensa.



B. EKSPOSURE

Hal
paling penting yang harus diperhatikan dalam melakukan pemotretan
adalah unsur pencahayaan. Pencahayaan adalah proses dicahayainya film
yang ada dikamera. Dalam hal ini, cahaya yang diterima objek harus
cukup sehingga dapat terekam dalam film. Proses pencahayaan (exposure)
menyangkut perpaduan beberapa hal, yaitu besarnya bukaan diafragma,
kecepatan rana dan kepekaan film (ISO). Ketiga hal tersebut menentukan
keberhasilan fotografer dalam mendapatkan film yang tercahayai normal,
yaitu cahaya yang masuk ke film sesuai dengan yang dibutuhkan objek,
tidak kelebihan cahaya (over exposed) atau kekurangan cahaya (under
exposed).



 Bukaan Diafragma (apperture)

Diafragma
berfungsi sebagai jendela pada lensa yang mengendalikan sedikit atau
banyaknya cahaya melewati lensa. Ukuran besar bukaan diafragma
dilambangkan dengan f/angka. Angka-angka ini tertera pada lensa : 1,4 ;
2 ; 2,8 ; 4 ; 5,6 ; 8 ; 11 ; 16 ; 22 ; dst. Penulisan diafragma ialah
f/1,4 atau f/22. Angka-angka tersebut menunjukkan besar kecilnya bukaan
diafragma pada lensa. Bukaan diafragma digunakan untuk menentukan
intensitas cahaya yang masuk.



Hubungan antara angka dengan bukaan diafragma ialah berbanding terbalik.

"Semakin
besar f/angka, semakin kecil bukaan diafragma, sehingga cahaya yang
masuk semakin sedikit. Sebaliknya, semakin kecil f/angka semakin lebar
bukaan diafragmanya sehingga cahaya yang masuk semakin banyak."



Kecepatan Rana (shutter speed)

Kecepatan
rana ialah cepat atau lambatnya rana bekerja membuka lalu menutup
kembali. Shutter speed mengendalikan lama cahaya mengenai film. Cara
kerja rana seperti jendela. Rana berada di depan bidang film dan selalu
tertutup jika shutter release tidak ditekan, untuk melindungi bidang
film dari cahaya. Saat shutter release ditekan, maka rana aka membuka
dan menutup kembali sehingga cahaya dapat masuk dan menyinari film.

Ukuran
kecepatan rana dihitung dalam satuan per detik, yaitu: 1 ; 2 ; 4 ; 8 ;
15 ; 30 ; 60 ; 125 ; 250 ; 500 ; 1000 ; 2000 ; dan B. .Angka 1 berarti
rana membuka dengan kecepatan 1/1 detik. Angka 2000 berarti rana
membuka dengan kecepatan 1/2000 detik, dst. B (Bulb) berarti kecepatan
tanpa batas waktu (rana membuka selama shutter release ditekan)

Hubungan
antara angka dengan kecepatan rana membuka menutup ialah berbanding
lurus. "Semakin besar angkanya berarti semakin cepat rana membuka dan
menutup, maka semakin sedikit cahaya yang masuk. Semakin kecil
angkanya, berarti semakin lambat rana membuka dan menutup, maka semakin
banyak cahaya yang masuk"



Kepekaan Film (ISO)

Makin
kecil satuan film (semakin rendah ISO), maka film kurang peka cahaya
sehingga makin banyak cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film
tersebut, sebaliknya semakin tinggi ISO maka film semakin peka cahaya
sehingga makin sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film
tersebut. Misal, ASA 100 lebih banyak membutuhkan cahaya daripada ASA
400.





ref: mylaut.blogspot.com


.
GABUNG Halaman Facebook Duniaunik.info ,dengan mengklik Tombol SUKA dibawah ini
FOLLOW TWITTER duniaunik.info ,dengan mengklik dibawah ini
http://darmawanku.files.wordpress.com/2009/07/twitter-logo.png?w=121&h=35

Kolom Komentar

0 komentar: