Ibunda Pinkan Mambo, Deetje, mengaku mengusir putrinya saat dia ingin kesaksian. Tidak hanya dia yang mengusir, bahkan adik Pinkan pun ikut mengusir pelantun Kasmaran ini.
“Pinkan minta ingin kesaksian. Di situ saya usir, saya tidak mau melihat muka Pinkan. Lalu adiknya mengusir Pinkan. Di situ saya merasa bingung,” paparnya sedih saat bercerita kepada wartawan di kediamannya di perumahan Bukit Nusa Indah, Serua, Jombang, Ciputat, Senin (20/9/2010).
Deetje   mengatakan selama ini  dia melindungi anak-anaknya. Namun sikap Pinkan   yang berubah membuatnya  kecewa. Deetje pun berkonsultasi dengan  seorang  Kyai.
“Semua sudah saya penuhi, di situ saya menangis. Dan apa yang harus saya kerjakan dan saya serahkan sama Allah SWT,” ucapnya.
 
“Semua sudah saya penuhi, di situ saya menangis. Dan apa yang harus saya kerjakan dan saya serahkan sama Allah SWT,” ucapnya.
Meski  demikian, keputusan  Pinkan  pindah keyakinan tidak membuat Deetje merasa  kehilangan anak.  Dia  menegaskan anak merupakan titipan Allah dan dia  tidak boleh  mencintai  anaknya 100 persen, selain kepada Sang Pencipta.
 
“Cinta   paling tulus hanya pada  Allah, baru orangtua, barulah anak, dan   cucu-cucu. Karena bagi saya,  anak hanyalah sekian persen saja,”   jelasnya.
Deetje menegaskan dia hanya kecewa dengan pilihan Pinkan. Namun sampai saat ini komunikasi masih berjalan baik.
 
Deetje menegaskan dia hanya kecewa dengan pilihan Pinkan. Namun sampai saat ini komunikasi masih berjalan baik.
“Hubungan   kita masih harmonis,  tapi memang saya sangat kecewa dengan keputusan   Pinkan. Mau diapain  Pinkan? Mau dibunuh? Dipukul? Dimaki? Kan tidak.   Biar bagaimanapun  Pinkan kan anak saya. Dia lahir dari rahim saya,”   paparnya.
 
Sebelumnya,  Deetje yakin anaknya  pindah keyakinan  karena kena guna-guna. Dia  yakin anaknya telah  berpindah agama saat  datang ke kediaman Pinkan.
Kala itu, pembantunya memberitahu baju yang biasa dikenakan Pinkan untuk sembahyang di Gereja tiap Minggu pagi. Deetje menuduh dua orang yang telah mempengaruhi Pinkan dan dia bertekad akan mengejar orang tersebut.
.
Kala itu, pembantunya memberitahu baju yang biasa dikenakan Pinkan untuk sembahyang di Gereja tiap Minggu pagi. Deetje menuduh dua orang yang telah mempengaruhi Pinkan dan dia bertekad akan mengejar orang tersebut.



0 komentar:
Post a Comment